Angsa Liar, Buku Pertama

Gagasan untuk menirikan penerbit Moooi Pustaka sebenarnya sedikit terentang ke beberapa tahun yang lalu. Terinsipirasi beberapa penerbit, baik di Indonesia maupun mancanegara, gagasannya sangat sederhana: Sebuah penerbit yang memperkenalkan beragam karya sastra dari negeri lain, diterjemahkan dari bahasa aslinya ke bahasa Indonesia.

Meskipun gagasan tersebut terus berputar-putar, baru pada tahun 2018 kesempatan itu datang. Hal ini terutama didukung oleh beragam pertemanan, tak hanya meliputi penerjemah, editor, orang-orang yang lebih berpengalaman di bidang perbukuan, percetakan, dan jaringan toko buku, terutama daring yang sedang menjamur. Didirikan di Yogyakarta, kami bisa dibilang bekerja secara daring, dengan editor utama di Jakarta, sementara para penerjemah tersebar di berbagai tempat.

Kenapa namanya “Moooi”? Ini juga tidak rumit. Kami menginginkan nama yang tak merujuk apa pun, tapi sekaligus mungkin menciptakan asosiasi tertentu di benak pembaca. Kata semacam itu memberi kami bayangan yang luas tentang rumitnya proses penerjemahan, hingga muncullah kata “Moooi”, yang sampai sekarang pun kami tetap tak akan mendefinisikan maknanya secara tunggal.

Lantas, kenapa buku pertama berasal dari penulis Jepang, Mori Ōgai, berjudul Angsa Liar? Tak ada hal yang spesifik dengan hal ini. Sejak setahun sebelumnya, ketika penerbit ini berdiri, kami telah bertemu dengan beberapa penerjemah. Beberapa penerjemah sangat antusias dengan proyek ini, beberapa masih ragu, tentu saja. Salah satunya, kami berkesempatan untuk bekerja sama dengan Ibu Ribeka Ota, seorang penerjemah Jepang ke Indonesia (dan sebaliknya). Kami memang membayangkan bisa menerjemahkan beberapa karya dari kesusastraan Jepang, lama maupun kontemporer, tapi sebagai permulaan, akhirnya kami memilih karya ini.

Seperti sudah disebut sebelumnya, kami bekerjasama dengan beberapa penerjemah, dan menerjemahkan beberapa karya dari beberapa bahasa. Jika Angsa Liar kemudian terbit sebagai buku pertama, itu karena naskah inilah yang pertama kali siap. Tanpa berpikir harus menunda-nunda lagi, akhirnya buku ini terbit nyaris satu tahun setelah penerbitnya sendiri didirikan. Bagaimanapun, inilah buku yang secara jelas menandai keberadaan Moooi Pustaka. Awal perjalanan yang semoga membentang panjang.