“Laba-Laba Hitam”, Catatan Penerjemah

Oleh Tiya Hapitiawati

Nama Albert Bitzius alias Jeremias Gotthelf mungkin masih asing di telinga pembaca
Indonesia. Ia disebut-sebut sebagai salah satu penulis terbesar dan termasyhur Swiss
sepanjang masa, lahir jauh sebelum nama-nama seperti Johanna Spyri, Hermann
Hesse, Thomas Mann, atau Robert Walser.

Terlahir dengan nama Albert Bitzius pada 4 Oktober 1797 dan berasal dari keluarga
pastor, Bitzius muda sudah diarahkan untuk menjadi seorang pastor sebagai penerus
jejak sang ayah. Jiwa pembaharu dan revolusionernya sudah tampak sejak belia — tentu
dalam takaran revolusioner yang paling mungkin dalam lingkungan gereja kala itu. Saat
masih menjadi seorang vikar di Bern, ia bahkan bergabung ke dalam gerakan liberal
yang menentang kekuasaan oligarki kaum patriziat — sebutan bagi kaum bangsawan
tinggi dalam tataran politik pada masa itu. Ia menjalani beberapa peran sekaligus:
pastor di Lützelflüh, pendidik, politisi, dan tentu saja, penulis. Nama Jeremias Gotthelf
diambil Bitzius sebagai nama pena setelah menerbitkan novel berjudul Der
Bauernspiegel. Sejak karya-karyanya mulai diterbitkan penerbit di Bern tahun 1836,
protes dan hujatan dari para jemaat dan lawan-lawan politiknya tak terhindarkan,
mempertanyakan tentang jiwa kepastorannya yang dianggap tak lagi sepenuh hati dan
dituduh sengaja ingin menumpuk pundi-pundi uang dari buku-buku yang
diterbitkannya. Meski demikian, Gotthelf dan karya-karyanya justru makin bersinar.

Jika mesti menyebut nama seseorang yang amat berjasa bagi kemasyhuran seorang
Jeremias Gotthelf, ia adalah Julius Springer, pemilik Penerbit Springer Berlin, yang
menjadi editor sekaligus berupaya melambungkan nama Gotthelf di Prusia dan Eropa.
Persahabatan lintas umur itu — Springer masih berusia 26 tahun saat pertama kali
berkenalan dengan Gotthelf — diawali dengan surat perkenalan sekaligus penawaran
kerja sama dari Springer agar Gotthelf menerbitkan karya untuk remaja di penerbitan
miliknya. Gayung bersambut, persahabatan dan kerja sama itu pun berlanjut hingga
Gotthelf tutup usia.

Setelah menerbitkan novel remaja Knabe des Tell tahun 1845, kerja sama Springer-
Gotthelf berlanjut dengan permintaan Springer agar karya-karya Gotthelf — meminjam
istilah Peter Hohl, penulis buku Julius Springer und Jeremias Gotthelf — “disisir dan
dicuci bersih” aspek bahasanya hingga bisa diterbitkan dan dijual di dalam bahasa
Jerman standar. Ya, Gotthelf menulis dalam schweizerischer Deutsch atau bahasa
Jerman Swiss, yang memang memiliki perbedaan cukup signifikan dalam hal kosakata
maupun struktur sintaktis dengan bahasa Jerman standar yang digunakan di Berlin —
target pasar pertama dan utama Springer kala itu.

Wilhelm Heinrich Riehl, penulis Jerman, menjuluki Gotthelf sebagai Der Dichter des
Hauses. Ini karena dalam hampir dalam semua karyanya, Gotthelf menggunakan
“rumah” sebagai tempat bermula dan bermuara. Di dalam Die schwarze Spinne, rumah digambarkan sebagai asal mula kebaikan dan keburukan. Thomas Mann, di dalam
karyanya “die Entstehung des Doktor Faustus”, menyebut bahwa Gotthelf seringkali
seperti Homer dan nyaris tak ada karya sastra dunia yang ia kagumi seperti ia
mengagumi Die schwarze Spinne.

Novela Die schwarze Spinne atau “Laba-Laba Hitam” menjadi salah satu novel
terpenting di dalam kesusastraan berbahasa Jerman. Novela ini baru diterbitkan
Springer tahun 1857, setelah sebelumnya pada tahun 1842 diterbitkan oleh penerbit
Bern, Solothurn: Jent & Grassmann. Mengambil latar di sebuah desa di Sumiswald,
Bern dan terdiri dari dua latar waktu, “Laba-Laba Hitam” sering dikategorikan sebagai
cerita horor gothic. Namun demikian, lebih jauh lagi, novela ini merupakan alegori
tentang konsep baik-buruk, sebab-akibat, juga sarat kritik sosial. Novela ini telah
beberapa kali dipertunjukkan di panggung teater dan diangkat ke layar lebar di Swiss
pada bulan ini, Maret 2022.

Saat pertama kali memutuskan menerjemahkan karya Gotthelf, saya sadar, saya sedang
memperkenalkan seorang penulis besar dari zaman yang mungkin sudah ogah dilirik
pada masa sekarang: kesusastraan era Biedermeier, lebih dari 170 tahun silam. Namun
demikian, keunikan dalam diri Gotthelf sebagai seorang pastor, penulis masyhur,
pendidik, dan politisi, plus karya-karyanya yang pada masanya menghembuskan
semangat baru ke dalam roh kesusastraan Swiss pada khususnya dan kesusastraan
berbahasa Jerman pada umumnya, membuat saya yakin bahwa pembaca Indonesia juga
harus berkenalan dan menikmati salah satu karyanya yang menjadi satu dari sekian
banyak karya terpenting dalam jagat kesusastraan berbahasa Jerman.

Selamat membaca dan berkenalan!

Comments are closed here.

Pilih Bukunya
Pilih buku pilihan. Klik Beli Sekarang, atau Tambahkan ke Keranjang, untuk mencari dan menambah buku lain.
Langsung Pesan
Masukkan alamat dan pilih kurir. Harga dan ongkir dihitung, pesanan langsung terhubung ke WhatsApp.
Bayar dan Kirim
Bayar tagihannya dan kirim konfirmasi. Buku pilihanmu dikirim dari Yogya ke alamatmu.
Temukan kami di :

Pengiriman

Pembayaran

Butuh Bantuan ?

Keranjang Belanja

×

Ups, Belum ada barang di keranjang belanja Anda.

Belanja Sekarang !

Form Bantuan Whatsapp!

×