Lelaki Malang, Kenapa Lagi?
Ketika buku pertama kami akhirnya terbit, kami dihadapkan pada pertanyaan sederhana: berapa banyak buku yang kami ingin terbitkan dalam setahun? Dalam bayangan awal, dengan penuh semangat, kami mengucap angka fantastis, 24 buku. Tapi, kemudian kami sadar bahwa meskipun secara bisnis tampaknya masuk akal untuk menjadikan perusahaan ini sehat, tapi secara kenyataan tampak seperti angan di awan.
Problem pertama, tentu saja karena kami masih penerbit baru (dan kecil), masih banyak hal yang harus kami pelajari. Kami sungguh-sungguh belajar dari hulu ke hilir. Memilih buku-buku apa yang ingin kami terbitkan, membuat kami menjadi pembelajar baru. Kami ingin menghadirkan karya yang barangkali belum tersedia atau malah jarang didengar. Kami juga harus memberdayakan seluruh jejaring pertemanan maupun pekerjaan untuk bisa berkenalan dan bekerja dengan penerjemah. Itu memang proses yang menyenangkan.
Baiklah, mendirikan penerbitan tak hanya berurusan dengan naskah dan berbincang dengan orang-orang keren yang mau membicarakan buku. Kami juga harus menyelam untuk memahami berbagai perkara teknis. Bagaimana menciptakan tata-letak buku? Mendesain sampul? Bagaimana berkoordinasi dengan percetakan? Kertas apa yang biasanya dipergunakan? File seperti apa biasanya bahan yang dikirim ke percetakan tersebut. Bahkan, setelah buku jadi, kami juga harus belajar bagaimana buku-buku didistribusikan. Bagaimana menjualnya ke para pembaca.
Meskipun buku pertama sudah terbit, kami masih berjibaku dengan hal-hal semacam itu, hingga akhirnya kami dengan kerendahatian harus merevisi ambisi besar itu. Di tahun pertama, kami akan senang sekali jika berhasil melahirkan anak kedua. Begitulah, buku kedua terbut di akhir tahun 2019. Sebuah novel karya Hans Fallada, penulis Jerman yang namanya kembali hangat di peta kesusastraan global setelah bertahun-tahun nyaris terlupakan. Kami menghasirkan salah satu novelnya yang terpenting: Lelaki Malang, Kenapa Lagi?
Buku kedua ini setidaknya membuktikan satu hal sederhana: bahwa kami mulai bergerak. Bertumbuh.
Comments are closed here.